Kamis, 01 Desember 2016

Kisah Sukses

Kisah Sukses Buka Usaha Florist Tanpa Punya Ladang Bunga

 

 
Terpuruk ketika usaha orang tua bangkrut tidak membuat Hero Wijayadi (34) warga Jalan Mawar, Kabupaten Semarang menyerah. Dengan kegigihan ditemani istri tercinta, kini Hero memiliki bisnis florist sukses padahal ia tidak memiliki tempat produksi rangkaian bunga.


Bisnis Hero yang diberi nama Meme Florist itu memanfaatkan jejaring sosial seperti Facebook, Instagram, dan beberapa produk Google seperti Google Adwords, Google My Business, Maps, Google Drive, Gmail, dan Android Apps.

Hero berbagi kisah sukses yang berawal ketika keluarganya terpuruk karena bisnis travel orang tuanya di Kota Semarang bangkrut tahun 2006. Meski demkian, Master IT lulusan Monash University, Australia itu tidak menyerah dan berusaha memanfaatkan ilmunya untuk berdagang via online.

"Awalnya mendalami internet marketing, jualan online. Ada jual suplemen, filter air, pokoknya  semua. Itu tahun 2008," kata Hero.
Tidak mudah bagi Hero untuk bangkit dari keterpurukan karena ia bertanggungjawab kepada istri dan anaknya. Tahun 2012, istri Hero, Mariani (35) atau yang akrab dipanggil Meme ingin ikut bekerja namun tetap bisa mengasuh anak-anak.

"Istri saya ingin kerja juga online, kan dia di rumah urus anak, pingin produktif dan dia senang bunga, maka coba florist," pungkas Hero.

Meski tidak memiliki tempat produksi florist, namun Hero memanfaatkan internet agar bisa tetap menjual produk kerajinan bunga itu. Caranya, Hero mencari rekanan dan mendatangi florist lokal yaitu di kompleks pasar bunga di Kalisari Semarang.

"Saya kemudian mengontak Pak Andi (pengusaha florist lokal), saya bilang coba saya jualkan, Pak, ternyata mau. Terus pasang di online," pungkas ayah tiga anak itu.

Ternyata penjualan rangkaian bunga mendapat respons positif dari konsumen. Ia kemudian memperluas jaringan partner di Semarang dengan mendatangi florist lokal dan melakukan screening dengan cara memesan untuk melihat kualitas.

"Saya datangi, screening bagaimana hasil kerjanya kemudian diajak kerja sama," tegasnya.

Pemesanan rangkaian bunga lewat online ternyata memang dinilai praktis, sehingga para pelangganya pun semakin banyak. Usaha Meme Florist semakin berkembang bahkan saat ini sudah bisa melayani pemesanan di 30 kota di Seluruh Indonesia.

"Saya tidak begitu ingat nama-nama kotanya, tapi ada di Aceh, Bali, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan. Jadi pesan lewat online, nanti yang membuat partner di kota tujuan pengiriman bunga, " pungkas Hero.

Keunikan dari usaha milik Hero ini yaitu ia sampai saat ini tidak memiliki tempat produksi florist, namun lebih memilih berpartner dengan pengusaha lokal. Meski demikian ia bertanggung jawab penuh kepada pelanggan atas nama Meme Florist.

"Kita enggak punya florist produksinya, kita memang nggandeng, kita berdayakan yang lokal dengan online. Pokoknya kita coba semua online, lewat Facebook, Instagram, produk Google, website," tegasnya.

Sementara itu Meme mengaku senang dengan bisnis yang diusulkannya itu ternyata berbuah manis. Ia juga bisa bekerja sambil mengurus anak.

"Saya memang suka bunga, kebetulan waktu kita memang ada kenalan di florist juga. Dengan online bisa jaga anak dan saya bisa cek pekerjaan," kata perempuan lulusan UKSW itu.

Risiko dan Tanggung Jawab Berbisnis Online

Hero mengaku usahanya memang tidak langsung berjalan mulus, harus berusaha mencari pembeli sekaligus menjaga kualitas produk yang tidak ia produksi sendiri.

"Beberapa bulan atau setengah tahun hasilnya belum bisa dirasakan," katanya.

Berkat kegigihannya, Meme Florist makin berkembang. Namun komplain dari konsumen juga pernah dirasakan ketika ada partner florist lokal  yang telat mengirimkan atau kualitasnya produksi tidak bagus.

"Pernah supliernya mengirim tidak sesuai janji, kualitas kurang baik. Kita selesaikan dengan cara baik, kita refund, bahkan kita juga kirim bunga permintaan maaf, misalnya telat mengirim ke pengantin, kita kirim bunga ke pengantin itu atas nama pemesan. Kita free," kenang Hero.

"Pokoknya kita tekan level of complain. Meski yang membuat partner, tapi tanggung jawab atas nama Meme Florist," imbuhnya.

Kini Meme Florist melayani pemesanan di 30 kota lewat jaringan online yaitu website www.memeflorist.com atau aplikasi Google "Meme Florist". Kantor yang digunakan saat ini adalah warisan ayah Hero di Mataram Plaza B-1, Jalan MT Haryono 427-429 Semarang.

"Itu kantor lama orang tua, bekas bisnis travel. Kantornya cuma di situ," ujarnya.

Dalam sehari, Meme Florist bisa memperoleh order sampai 30 pesanan. Harga yang dipatok pun masih standar yaitu mulai sekitar Rp 100 ribu untuk tangkai atau hand bouquet bunga dan Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta-an untuk rangkaian bunga papan ucapan.

"Bulan Suro ternyata juga berpengaruh, karena jarang yang menikah," ucap Hero.

Sementara itu Head of Corporate Communications Google Indonesia, Jason Tedjasukmana menyempatkan diri datang ke Semarang untuk bertemu dengan Hero. Ia mengaku datang untuk mempelajari dampak bisnis digital untuk peningkatan usaha kecil.

"Bu Meme dan Pak Hero salah satu contoh bisnis kecil yang mmang sudah melihat untungnya bisnis digital. Ini (usaha florist)  bisnis tradisional mau offline juga bisa, tapi kalau mau perluas jaringan ya online. 

http://finance.detik.com/peluang-usaha/3133376/kisah-sukses-pasutri-sukses-buka-usaha-florist-tanpa-punya-ladang-bunga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar